iGNews | Taput – Ratusan masyarakat yang menamakan diri Aliansi Pergerakan Masyarakat Tapanuli Utara (Permata) melakukan aksi unjuk rasa dikantor DPRD Kabupaten Tapanuli Utara dan Kantor Bupati Tapanuli Utara menuntut Pj. Bupati Tapanuli Utara, Dr. Dimposma Sihombing agar mundur dari jabatannya, Senin (1/7/2024).
Pada aksi unjuk rasa tersebut dikatakan Ade Siburian salah seorang orator, bahwa Pj. Bupati Tapanuli Utara terlibat pada praktik politis dalam acara jalan santai dan senam santai yang dilakukan oleh anggota DPRD Sumatera Utara, Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat akrab disapa JTP beberapa hari yang lalu. Dan Aliansi Permata meminta agar Pj. Bupati Tapanuli Utara mundur dari jabatannya.
Menanggapi hal itu, sejumlah warga Tapanuli Utara menilai aksi unjuk rasa tersebut tidak berdasar, dimana pada acara jalan santai dan senam yang digelar itu merupakan tugas anggota DPRD Sumatera Utara yang sudah diagendakan terlebih dahulu di DPRD Sumatera Utara sebelum dilaksanakan.

Tentu pihak Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara juga terlibat atas kegiatan tersebut, dimana lokasi kegiatan berada di Kabupaten Tapanuli Utara.
“Tidak lain aksi ini adanya dugaan keterlibatan sejumlah pejabat yang terlibat atas dugaan korupsi penggunaan anggaran selama 10 Tahun ini, juga adanya dugaan peralihan Issu mesum yang mirip dengan Sekda Tapanuli Utara IS yang santer akhir akhir ini pada sejumlah media, khususnya pada media nasional” ucap sejumlah warga disalah satu kedai kopi dipasar Siborongborong.
Pada aksi unjuk rasa di DPRD Tapanuli Utara dijawab oleh Ketua DPRD Rudi Nababan, Wakil Ketua Fatimah Hutabarat dan Reguel Sumanjuntak, mengatakan akan segera melakukan rapat atas tuntutan aliansi Pergerakan Masyarakat Tapanuli Utara (Permata).
Juga halnya demikian di Kantor Bupati yang disambut oleh Sekda Tapanuli Utara, Dr. Drs. Indra Simaremare M.Si mengatakan “Aspirasi dari masyarakat Aliansi Permata akan segera kita jajahi, dan akan kita sampaikan pada Pemerintah tertinggi”.
Lain halnya disampaikan salah seorang aktivis Tapanuli Utara, Rijon Manalu dengan tegas mengatakan aksi unjuk rasa Aliansi Permata menampar muka sendiri, menelanjangi kemaluan yang bernanah.
“Aksi demo di Tarutung, Tapanuli Utara yang mengatas namakan diri sebagai Aliansi Permata melakukan unjuk rasa yang pada intinya menuntut agar Pj. Bupati diganti dengan tuduhan tidak netral karena mengikuti acara senam pagi bersama Forkopimda dan Anggota DPRD SUMUT” ucapnya.

“Setelah ditelisik komponen masyarakat yang mengorganisir aksi Tersebut adalah mereka yang juga kader pengurus Partai PDI Perjuangan Tapanuli Utara dimana Ketua DPC nya, Nikson Nababan selaku mantan Bupati Tapanuli Utara yang purna bakti tanggal 23 April 2024 lalu” ketus Rijon.
“Tuntutan mereka adalah pada intinya mendesak Pj. Bupati agar mundur karena menurut mereka tidak Netral, tuntutan yang sangat sumir dan tidak disertai bukti tersebut, menjadikan aksi tersebut tidak bernilai sama sekali” tuturnya
Lanjut Rijon Manalu menegaskan “Tuntutan peserta aksi merupakan tamparan yang bagi aktor intelektual yang selama ini justru pelaku dalam menggerakkan ASN dalam kepentingan politik secara khusus di Tapanuli Utara. Maka aksi tersebut menjadi tamparan keras bagi mereka sekaligus membuka penyakit menahun yang telah bernanah mereka sembunyikan selama ini”.
“Aksi ini akan menjadi pintu masuk buat Pj. Bupati untuk mengevaluasi para pimpinan OPD dan pejabat ASN lainnya hingga Kepala Desa yang dengan terbuka mendukung dan memenangkan calon DPRD Sumut, pada pemilu 14 February tahun 2024 lalu” jelas Rijon.
“Saya mendukung Pj. Bupati Tapanuli Utara untuk melakukan evaluasi terhadap ASN yang terlibat dalam politik praktis dimana bukti bukti telah kita siapkan” tegasnya. IGN_Freddy Hutasoit




