iGNews | OKU Timur – Dampak dari perubahan iklim yang sudah memasuki musim kemarau di sertai dengan tidak mengalirnya air saluran irigasi upper Komering menjadikan para petani di OKU Timur menjerit, untuk mengaliri air kesawah petani harus menggunakan mesin sedot dan membuat sumur bor, seperti yang terlihat di areal persawahan di Desa Ringin Sari dan Nusaraya, Kecamatan Belitang lll, Kabupaten OKU Timur – Sumsel, Rabu (17/7/2024).
Menurut Yanto tidak mengalirnya air di irigasi sudah berlangsung lama, padahal sekarang petani sangat nembutuhkan air untuk pengolahan sawah karena bibit padi sudah siap tanam.
“Seandainya air dapat mengaliri sawah, kami mungkin sekarang sudah selesai tanam padi , tapi karena air tidak ada kami para petani disini harus berupaya dengan menyewa mesin sedot air dengan harga yang luman mahal, satu jam harus bayar Rp. 35.000. Kadang kami menggunakan mesin itu bisa sampe sehari semalam” papar Yanto.
“Sudah berapa uang yang kami keluarkan untuk bayar sewa mesin, belum lagi kami harus bergotong royong patungan untuk membuat sumur bor, karena dari sumur bor itulah kami nyedot air. Jika tidak nekad begini mau jadi apa sawah kami ini” ucap Yanto.
Hal yang sama juga di ungkapkan Temon, dengan mata yang masih memerah karena semalaman jaga mesin sedot sehingga tidak tidur mengatakan “Remok mas nek ngeneki, sawah e arep di glebek malah ora enek banyu. Yo jadi ne ngeneki mbayar mesin ne wong. Nyewo.. (hancur mas kalau begini ketika sawah mau dijadikan malah tidak ada air, terpaksa membayar mesin orang untuk nyedot)”.
Menurutnya kondisi saat ini sangat menyulitkan para petani padi.
“Indi omonge Pemerintah arep bantu gawe sumur bor, ndi omonge petani arep di bantu mesin sedot . Gor omonge (Mana katanya Pemerintah mau buatkan kami sumur bor. Mana katanya Pemerintah mau kasih bantuan mesin sedot…?? itu cuma katanya)” kesalnya.
“Sementara, harapan OKU Timur untuk mendapatkan 1 juta ton gabah panen tahun ini bakal tidak terwujud, apalagi di perparah lagi dengan jebolnya tanggul irigasi di daerah BK 19 Kecamatan Belitang ll, dampak dari sini lah aliran air irigasi menjadi macet” ungkap Slamet.
Para petani berharap agar Pemerintah OKU Timur melalui Dinas Pertanian agar tidak main main, karena masalah air merupakan kebutuhan vital bagi para petani padi. IGN_Parlin




