Samosir (Indigonews) – Menggemparkan kejadian yang tidak diduga warga Kelurahan Pintu Sona, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara, Kamis pagi hari (23/8/2018) ikan di Keramba Jala Apung (KJA) semuanya keadaan mati.
Sesuai informasi dan hasil penelitian sementara Pemerintah Kabupaten Samosir menjelaskan ikan yang mati berkisar 180 ton terdiri dari jenis ikan mas dan juga ikan nila, sehinggaa merugi bagi 18 pengusaha keramba.
Dugaan sementara penyebab kematian karena ikan kekurangan oksigen. Hal ini terjadi akibat cuaca kencang yg berpengaruh terhadap perbedaan suhu air dipermukaan dan dibawahnya yang menyebabkan pergerakan massa air dari bawah ke permukaan. Pergerakan massa air secara vertikal (up welling) ini membawa nutrien dan partikel-partikel dari dasar perairan yg membuat pasokan oksigen untuk ikan menjadi berkurang.
Penyebab lain akibat tingginya kepadatan populasi ikan dalam kotak KJA hal ini sangat mengganggu sirkulasi oksigen yg mengakibatkan kurangnya pasokan oksigen dan menyebabkan kematian ikan. Di samping itu lokasi KJA tersebut terlalu dangkal diakibatkan surutnya air danau toba dan dasar perairan berlumpur.
Bupati Samosir, Rapidin Simbolon beserta SKPD terkait,TNI dan POLRI langsung bergerak menuju lapangan, untuk melihat situasai dan mencari solusi akan kejadian yang sangat membuat masyarakat setempat waspada akibat dugaan telah adanya racun bercampur di air Danau Toba.
Sesuai instruksu Bupati Samosir, melalui Satpol PP, Dinas LH, Distan, BPBD dan Kecamatan pangururan masyarakat diharap bersedia membantu untuk mengumpulkan bangkai ikan yang sudah mulai menimbulkan aroma tak sedap untuk dikibur menggunakan escavator di lahan yang agak jauh dari permukiman.
Sampel Ikan nila dan ikan mas yang mati dibawa ke laboratorium beserta air Danau Toba untuk dilakukan pengujian akan kadar zat yang terkandung dalam air yang mangakibatkan matinya ikan. Edy Gugun Malau




Discussion about this post