IGNews | Simalungun – Pekerjaan perawaran Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) pada Lahan teh Afdeling I Kebun Tobasari yang diketahui lahan Tanama Ulang (TU) tahun 2019 silam terkesan kurang maksimal, dimana banyak dijumpai pokok teh yang baru ditanam keadaan kering dan mati bahkan adanya banyak gulma (rumput.red) yang menghempit pokok teh walau masih setinggi 2cm.
Pelaksanaan menyiangi tungkul maupun akar poko teh hasil bongkarang dari pokok teh yang tua tidak begitu maksimal dilakukan sehingga masih banyak terlihat di lahan Tanaman Ulang yang baru selesai dikerjakan tungkul maupun akar akaran.
Informasi didapat bahwa vendor berani menawar harga terendah atau sekitar 25% dari harga standar yang diterbitkan oleh PTPN IV Medan sebesar Rp. 221.760.310.46 sebagai mana terlampir pada RKS Nomor: 04.14/RKS-TAN/1155/1/2020.
Dimana pekerjaan perawatan seluas 50.12Ha yang harusnya dikerjakan setiap bulanya sesuai surat kontrak kerja namun diduga kuat dengan beraninya menurunkan harga satuan tender perawtaan fakta lapangan bahwa Menejer, Asisten Kepala dan vendor sangat diduga kuat sekongkol melakukan penyimpangan dengan membagi luas area kegiatan (50.12Ha : 3Bulan masa kontrak kerja) untuk dikerjakan tiap bulanya.
Manejer Kebun Tobasari, ketika dikonfirmasi terkesan kurang terbuka akan jumlah pekerja yang dipekerjakan vendor tiap bulanya untuk menyiangi lahan TBM di Afdeling I Tobasari bahkan terkesan tidak mengerti cara pengupahan pekerja perawatan apakah digaji dengan harian atau digaji dengan luas yang dikerjakan.
Sisi lain, para pekerja juga sangat diduga kuat tidak didaftarkan sebagai peserta BPJS Tenaga Kerja sebagai mana tertulis pada Ketentuan Persyaratan Pelaksana Pekerjaan BAB IV pada RKS.
“Itu bang, yang kutahu ada berdasarkan kontrak yg didapat vendor belum tentu seluas itu, dalam hal ini ditentukan di kantor pusat bang. Dan tidak berdasarkan orang bang tapi borongan luasan dalam hektar” jelas Menejer melalui pesan Whats App saat ditanya berapa luas yang dikerjakan satu orang perkerja dalam waktu satu bulan, Senin (23/3/2020).
Menejer menjelaskan untuk saat ini kapasitas setiap pekerja untuk menyiangi berbeda beda ada yang mampu 5 patok sebulan ada juga yang hanya mampu 4 patok sebulan dimana 1 patok seluas 400meter persegi.
“Kalau saat ini kapasitas per orang ber beda beda bang, ada yg mampu 5 patok, ada yg 4 patok, bervariasi bang, karena ada kulihat sampai siang bahkan sampai sore bang” ungkapnya.
Menejer mengakui kurang faham saat ditanya dalam sebulan vendor melakukan perawatan berapa luas dan saat disinggung adanya terkait informasi bahwa pelaksanaan dilakukan tidak maksimal dimana dikerjakan hanya seputaran jalan jalan besar saja.
“Ooo gitu bang, memang saya kurang paham cerita tender gimana bang, jadi kami pengawasan berdasarkan kontrak yg ada. Maksudnya kalau berita nya rada rada kurang positif gak pala lah abang terbitkan. Nanti coba vendornya mana tahu bisa kubinfokan biar hub sama abang” tuturnya.
Selang beberapa jam, seorang yang mengaku Saiful menghubungi nomor kontak redaksi dan mengaku sebagai rekanan, bahkan bak keranjingan Orang Tak Dikenal (OTK) tersebut memaki dengan bahasa kotor dan mengancam ingin menghabisi (membunuh.red).
“Dimana rumahmu…dimana kita jumpa….supaya kusurug kau dijemput anggotaku” celotehnya. Team





Discussion about this post