Indigonews | Samosir – Kedamaian yang dirasakan penduduk desa Sigapiton saat mulai berkurang, disebabkan isu yang beredar dibeberapa hari ini cukup heboh dengan isu penjualan tanah yang dilakukan oleh kepala desa sigapiton.
Namun setelah media ini melakukan liputan dan mengkonfirmasikan pada pihak pihak yang berkompeten dan juga instansi pemerintahan, dapat di katakan bahwa isu penjualan itu tidak benar adanya, seperti kata kepala desa Sigapiton Jepentus gultom bahwa sesungguhnya dirinya hanya menjalan kan tugas dan pekerjaan.
“Dimana pada saat itu saya masih baru menjabat sekitar 4 bulan, maka saya hanya meneruskan pekerjaan dan kebijakan dari pejabat kepala desa sigapiton sebelum saya, dimana pada saat itu saya hanya menandatangan peta geogle desa sigapiton yang telah ditentukan titik koordinat nya oleh kehutanan, dan hal ini telah disetujui oleh pejabat sebelum nya, hal ini sesuai dengan peralihan SK no 44 menjadi SK 579 kementerian kehutanan dan lingkungan hidup” Jelas Gultom.
“Maka sesungguh nya saya tidak ada maksut yang tidak baik, sebab boleh masyarakat cek ke dinas kehutanan Tobasa, saya baru baru ini yang ikut berjuang dalam mempertahankan hak ulayat masyarakat desa saya di atas desa sigapiton ini”ucapnya.
Demikian juga ketika media ini mengkonfirmasikan kepada pejabat Kecamatan Ajibata, camat Tigor Sirait mengatakan, bahwa memang sesungguhnya kepala desa tidak ada menjual tanah, karna yang tanda tangani adalah peta geogle kehutanan, dan bukan penyerahan tanah pada kehutanan, dan perlu masyarakat ketahui bahwa ditanda tangani atau tidak oleh kepala desa, bahwa SK 579 KLHK tetap berlaku, jadi bukan karna tanda tangan itu maka SK itu berlaku.
“Saya cukup gerah juga dengan pemberitaan di salah satu media yang sangat memojok kan kepala desa ini, dan saya juga ikut tanda tangan disana, katanya menjelaskan. Sebenarnya masyarakat sigapiton harus bisa berpikir posotif dengan kejadian ini, kita sangat menghargai hak ulayat masyarakat, namun bila ada kekeliruan ataupun kesalahan, saya minta jangan membuat gaduh dan suasana kurang baik, lakukan rapat desa, pertanyakan dengan baik, dan saya siap untuk menjelaskan nya, dan hal ini bukan lah persekongkolan, ini murni karna tugas dan pekerjaan kami, bila masyarakat keberatan, maka ajukan lah keberatannya sesuai dengan prosedur yang berlaku lakukan rapat intern dulu dan jangan disusupi oleh oknum pihak ketiga” ucap nya.
Seiring dengan kejadian rapat masyarakat hari Rabu kemarin, maka pihak masyarakat yang tidak puas melakukan penelusuran dan meminta pendapat serta masukan dari beberapa instansi pemerintahan Pemkab Tobasa, namun mereka tidak mendapatkan hasil yang memuaskan, tambah seorang anggota Dewan DPRD Tobasa dari Nasdem.
“saya sudah katakan ke mereka, tolong masyarakat jangan berbuat yang tidak baik, lakukan duduk bersama dengan aparat desa, bila perlu datangkan pejabat terkait, dalam hal ini dinas kehutanan, dan bila perlu mari kita adakan pengajuan ke pemerintah, akan saya bantu,” ucapnya.
“Dan pada kesempatan ini juga saya minta kepada semua pihak, termasuk media dan LSM, tolong jangan membuat isu ini menjadi lebih bermasalah, sebab semua kita harus berjalan sesuai dengan tupoksi kita masing masing, mari kita rundingkan dengan kepala dingin dan hati bersih demi terwujut nya keinginan kita, sebab pada saat ini, desa sigapiton adalah destinasi desa wisata, yang sedang dibangun oleh pemerintah saat ini, perlu kita hati hati dalam bertindak dan bertuturkata, agar dapat kita ambil solusi nya dengan baik” Tambahnya.
Demikian juga dengan tanggapan dari beberapa masyarakat yang diminta komentarnya atas kejadian ini, mengatakan bahwa pada intinya warga juga masih ragu ragu dan tidak percaya akan isu ini, bahkan tidak yakin dengan hal itu dilakukan oleh kades, namun sayang semua sudah terjadi, warga hanya menginginkan kedamaian dan pembangunan tetap dilaksanakan, serta tidak lupa juga akan mencari jalan keluarnya dengan baik, hingga tanah ulayat yang di klem kehutanan kembali lagi kepada warga, sebab itu adalah tanah yang diperoleh dari nenek moyang leluhur. Team




Discussion about this post